Karya seni dapat dinilai secara subjektif maupun objektif. Seni hadir ketika terjadi hubungan relasi antara subjek dan objek seni. Namun relasi ini tidaklah cukup, karena diperlukan medan seni rupa untuk menjadikan sebuah karya seni memiliki fungsi nyata dan dianggap keberadaannya. Medan seni rupa (art world) adalah aspek produksi, konsumsi dan valuasi seni yang terjadi dalam lembaga-lembaga seni rupa.
Pembahasan
Seni tidak dapat berjalan atau dianggap keberadaannya tanpa adanya medan seni rupa. Pada masa seni rupa modern, terdapat otonomi seni, yaitu seni yang tidak terikat pada guna praktis. Seni ini disebut dengan “seni untuk seni”(art for art’s sake). Sebuah otonomi seni dapat beroperasi apabila ada kelembagaan dari perangkat lunak (filsuf, sejarawan, pemikir seni, kritikus seni dan kurator yang menghasilkan filsafat, sejarah, teori dan wacana seni rupa) dan perangkat keras (akademi, museum, galeri, dan pasar seni). Aspek produksi, konsumsi dan valuasi seni yang terjadi di dalam lembaga-lembaga seni rupa tersebut disebut dengan medan seni rupa (art world).
Contoh perwujudan fungsi nyata dalam seni melalui medan seni rupa, dapat dilihat pada masa perintisan seni rupa di Indonesia. Zaman kolonialisme Belanda, didirikannya Batavische Kuntskring dan PERSAGI dalam bentuk nasionalismenya. Tujuan didirikan PERSAGI salah satunya adalah untuk kepentingan penjualan karya para anggotanya.
Pelajari lebih lanjut
Materi tentang perbedaan seni rupa modern dengan kontemporer pada brainly.co.id/tugas/283577
#BelajarBersamaBrainly
#SPJ4
[answer.2.content]